KESANGGUPAN ALLAH
Nats : Daniel 3:8-30
Renungan : Kim Hong Nathan
Renungan
Firman Tuhan minggu ini terambil dari Kitab Daniel 3:8-30 mengisahkan
panasnya suhu politik dan kepercayaan di tengah-tengah mayoritas. Lebih
parahnya lagi, Sadrak, Mesakh dan Abednego, mereka hidup dinegeri
pembuangan. Hidup di tengah-tengah mayoritas bagaikan burung dalam
sangkar. Semua gerak-gerik kita selalu diawasi dengan rasa curiga.
Apalagi bila menyangkut kepercayaan bisa-bisa nyawa menjadi taruhannya.
Alkisah, nyawa tiga sahabat itu sedang terancam karena para seteru
mereka menggunakan agama sebagai kendaraan politiknya. Mereka menghasut
Raja Nebukadnezar agar membuat patung dirinya terbuat dari emas dan
mengangkat dirinya sebagai Dewa bagi semua orang. Siapapun yang butuh
sesuatu harus meminta kepada Raja, denga syarat sujud menyembah terhadap
patung Raja. Siasat licik politikus orang Kasim tersebut sukses besar,
semua orang memberi diri menyembah berhala sang Raja. Ketika Raja sedang
bangga menyaksikan semua orang menyembah patung dirinya, datanglah
beberapa menterinya membawa kabar kejutan bagi sang Raja. Berita itu
disampaikan:
8Pada waktu itu juga tampillah
beberapa orang Kasdim menuduh orang Yahudi. 9Berkatalah mereka kepada
raja Nebukadnezar: "Ya raja, kekallah hidup tuanku! 10Tuanku raja telah
mengeluarkan titah, bahwa setiap orang yang mendengar bunyi sangkakala,
seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis
bunyi-bunyian, harus sujud menyembah patung emas itu, 11dan bahwa siapa
yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan ke dalam perapian yang
menyala-nyala. 12 Ada beberapa orang Yahudi, yang kepada mereka telah
tuanku berikan pemerintahan atas wilayah Babel, yakni Sadrakh, Mesakh
dan Abednego, orang-orang ini tidak mengindahkan titah tuanku, ya raja:
mereka tidak memuja dewa tuanku dan tidak menyembah patung emas yang
telah tuanku dirikan." 13Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam
marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego
menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja, 14berkatalah
Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan
Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas
yang kudirikan itu? 15Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar
bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan
berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang
kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan
seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah
yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" 16Lalu Sadrakh, Mesakh
dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami
memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 17Jika Allah kami yang kami
puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian
yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 18tetapi
seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak
akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang
tuanku dirikan itu."
Di bawah tekanan penguasa,
tiga orang Yahudi itu diperhadapkan dengan dua pilihan:Kompromi dengan
dosa atau menerima hukuman mati. Hebatnya, mereka pilih putus nyawa
daripada murtad dari iman yang benar. Lalu, singkat cerita kesanggupan
Allah menyelamatkan mereka dari hukuman mati.
Kehidupan
orang percaya senantia dibayang-bayangi persoalan antara hidup dan
mati. Pada saat kita mengalaminya kita perlu pertolongan dari Allah yang
sanggup menyelamatkan umat-Nya. Bagaimanakah Kemahakuasaan Allah mampu
menyelamatkan mereka? Dalam perkara ini, pertolongan Allah datang karena
terpenuhinya syarat-syarat orang beriman menurut standar Allah.
I. Mereka dapat bertanggung jawab atas imannya (16)
Sebagai
orang beriman, Sadrak, Mesak dan Abednego sudah teruji dalam hal
integritasnya sebagai pejabat pemerintahan yang bersih dan jujur. Allah
ingin agar orang-orang beriman hidup sebagai anak-anak terang, memberi
kesaksian hidup yang memuliakan nama-Nya. Ini penting! Percuma saja
mengaku sebagai orang beriman namun hidupnya tidak sesuai dengan ajaran
agamanya. Siapapun anda, para elite politik di negeri ini, kami butuh
orang-orang yang punya integritas memimpin bangsa ini. Ketika kita
didakwa karena kebenaran, maka keteladanan dan integritas kita akan
menjadi saksinya. Ketika Raja Nebukadnezar meminta pertanggungjawaban
atas ingkarnya tiga orang Yahudi menyembah patung emas buatan raja, bagi
Sadrak, Mesakh, dan Abednego cukup berkata: "Tidak ada gunanya kami
memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.” Raja Babel bukan tidak tahu
siapa tiga orang Yahudi itu. Mereka adalah orang yang sungguh-sungguh
beriman kepada Allah Israel. Kinerja mereka sudah terbukti. Sebagai
pejabat pemerintah, mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab. Pangkat
dan jabatan mereka bukan hasil kompromi sana sini. Bukan hasil lobi-lobi
jual beli kekuasaan. Tetapi Prestasi dan integritas mereka yang
membuat Raja mengangkat mereka sebagai pejabat tinggi di istananya. Raja
sendiri melihat kemajuan negaranya. Tentu saja, hal tersebut membuat
iri hati bagi orang-orang berkarakter penjilat, asal bapa senang.
Oleh
karena itu, sebagai orang beriman, mereka berkata: “Tidak ada gunanya
kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.” Bagi mereka tidak perlu
banyak bicara lagi, tetapi biarlah Raja melihat sendiri bagaimana
prestasi kerja mereka yang bersih dan jujur. Tidak ada kompromi dengan
prilaku korupsi.
Tetapi fakta tersebut ditolak oleh
Raja karena perintah Raja sudah terlanjur menjadi hukum, tidak bisa
ditarik lagi. Semua orang harus mendewakan Raja, tidak terkecuali bagi
Sadrak, Mesakh dan Abednego harus menyembah patung besar itu, kalau
tidak mau akan dihukum mati.
Bagaikan makan buah simalakama!
II. Berserah pada kedaulatan Allah (17)
Untuk
menyelamatkan mukanya dihadapan rakyatnya, kepada pejabatnya yang
dianggap membangkang perintahnya, Raja menawarkan win-win solution:
“Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala,
seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis
bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika
kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam
perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu
dari dalam tanganku?" Keteguhan iman mereka diuji.
Demi
sebuah kebenaran, mereka menjawab tawaran Raja: “Jika Allah kami yang
kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari
perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja” (17).
Dalam
segala hal, Allah yang berdaulat atas kehidupan umat-Nya. Semua
keputusan mutlak ada di tangan Tuhan. Tidak ada seorangpun yang bisa
mendikte Allah atas keputusan-Nya. Dalam situasi terdesak, Sadrak,
Mesakh dan Abednego menyerahkan sepenuhnya kepada kedaulatan Allah.
Apakah Allah akan menyelamatkannya atau akan membiarkan tubuhnya dimakan
api. Mengetahui adanya kedaulatan Tuhan ini sangat penting bagi kita
agar kita terhindar dari fanatisme buta bahwa Allah pasti dan selalu mau
melakukan semua keinginan kita. Dengan kata lain, Allah bisa kita
dikte, dan Allah beralih profesi menjadi pembantu manusia.
Mereka
yang tidak teguh imannya akan mudah menukar imannya karena adanya
ancaman dari pihak agama tertentu. Tidak sedikit orang mendapat ancaman
kedudukannya akan digeser atau tidak bisa naik pangkat karena anda
seorang Kristen. Mereka yang tidak teguh imannya buru-buru segera
menggantinya ke agama tertentu. Ketegaran iman Sadrak, Mesakh dan
Abednego patut menjadi contoh keteladanan iman Kristen. Dalam situasi
terjepit, sepenuhnya berserah kepada kedaulatan Tuhan.
Orang
beriman yang baik adalah orang yang mau dipimpin oleh Roh Allah. Masuk
dalam rencana-Nya yang indah. Sekalipun berkalang tanah takkan mundur
menghadapinya demi kebenaran.
III. Berani berkata tidak terhadap dosa (18)
Berani
berkata “tidak” kepada kompromi yang menyebabkan dosa tidak gampang.
Ya, memang sulit! Soal hidup dan matinya mata pencarian saja sudah
begitu menyulitkan kita, apalagi menyangkut soal keselamatan nyawa kita.
Tetapi bagi Sadrak, Mesakh dan Abednego, berani berkata “Tidak” adalah
harga mati. Dari mulut mereka terdengar ucapan iman yang berkualitas:
“Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa
kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas
yang tuanku dirikan itu."
Rasul-rasul Kristus tidak
ada yang selamat dari pedang. Mereka meregang nyawa demi kebenaran
Injil. Ada yang dipancung. Ada yang dikuliti. Ada yang disalib, bahkan
ada yang dibakar. Mereka tidak diselamatkan oleh Allah seperti Allah
meloloskan tiga orang sahabatnya Dainel. Hanya Rasul Yohanes seorang
yang mati dalam masa tuanya. Yang satu diselamatkan, tetapi yang lain
diijinkan-Nya menjadi martir. Biarkanlah Allah bekerja menurut keputusan
kedaulatan-Nya!
Kualitas iman akan terbukti ketika seseorang menghadapi krisis kehidupan.
Pengalaman
Sadrak, Mesakh Abednego bisa jadi mirip-mirip dengan pengalaman anda.
Siapapun anda, dimanapun anda berada disuatu Negara atau perusahaan,
tantangan selalu ada. Misalnya di Indonesia, katanya, untuk menjadi
seorang pemimpin nomor 1 orang persebut harus beragama tertentu,
sedangkan Negara Indonesia bukan Negara Agama. Dengar-dengar, jika
benar, untuk mudahnya menduduki kursi pejabat dan mudahnya memperoleh
fasilitas Negara seseorang agar beragama tertentu. Kondisi ini
menciptakan tukar menukar kepercayaan menjadi biasa. Yang penting semua
bisa diatur. Soal menyembah patung emas dianggap formalitas saja. Sudah
berapa banyak para pejabat menukar agamanya demi kepentingan tertentu?
Atau mereka yang rela mengubah identitas agamanya di KTP agar mendapat
pengobatan gratis? Atau demi sebuah pekerjaan? Atau karena pernikahan?
Mereka yang membuat propaganda tersebut prilakunya mirip dengan menteri
orang Kasim. Mereka yang kekurangan prestasi cenderung menghasut
pemerintah dengan menggunakan agama sebagai tujuan politiknya.
Tetapi
bagi orang beriman, memandang Tuhan Allah lebih dari sanggup memelihara
hidupnya. Masa-masa sukar akan dilewatinya dengan penuh iman
kepada-Nya. Tidak tergoyahkan.
Selamat hari Minggu, selamat berbakti kepada Tuhan.
Tuhan Yesus Memberkati
Sumber: https://www.facebook.com/notes/kimhong-nathan/kesanggupan-allah/452911258062630
Tidak ada komentar:
Posting Komentar