Kamis, 25 Oktober 2012

Kecil Orangnya Besar Nyalinya

KECIL ORANGNYA BESAR NYALINYA
Nats          : 1 Samuel 17:1-52
Renungan   : Kim Hong Nathan       

Selama 40 hari, sesumbar kesombongan Goliat mencemoohkan barisan pasukan perang Israel bukan tanpa dasar. Perkataan intimidasinya adalah fakta yang meyakinkan semua pihak bahwa sang raksasalah yang unggul. Posturnya yang tinggi besar, perlengkapan senjatanya, dan pengalaman perangnya sebagai tanda supremasi bagi dirinya. Kenyataan inilah yang membuat Goliat menantang orang Israel mengirimkan satu orang prajurit terbaiknya untuk menghadapi pertarungan face to face. Semua orang Israel sudah keok, termasuk raja Saul. Tidak punya nyali lagi.

Sampai tampilnya Daud, seorang kecil namun besar nyalinya, berani melawan sang jawara Goliat. Tentu saja kedatangan Daud ke medan perang tidak dipandang sebelah mata oleh si raksasa angkuh itu. Bahkan abangnya Daud pun menyindir keberaniannya hanya taktik mendapatkan tiket tontongan  gratis sebuah perang kolosal (28). Pertarungan hidup dan mati antara Daud versus Goliat adalah pertempuran berat sebelah. Tidak seimbang Namun, peperangan yang tampak menggelikan itu justeru mempertaruhkan nama baik kedua keduabelah pihak, bangsa Filistin dan bangsa Israel. Secara kasat mata, jujur saja, kalau pada hari bersejarah itu kita hadir, kita bakal menjagokan Goliat sebagai juaranya. Apalagi bagi para penjudi tinju, pasti pegang Goliat. Diperkirakan pasar taruhan 100:1.

Diluar dugaan, ternyata pertarungan itu dimenangkan oleh Daud. Bagaimana bisa Daud meraih kemenangan melawan Goliat? Kita akan melihat beberapa faktor penentu kesuksesan  Daud memenangkan pertaruangan akbar tersebut:

I.   Pertarungan bebas (10)
10  Pula kata orang Filistin itu: "Aku menantang hari ini barisan Israel; berikanlah kepadaku seorang, supaya kami berperang seorang lawan seorang."

Goliat adalah seorang prajurit tinggi besar dan petarung hebat, lengkap dengan persenjataan perangnya (4-7). Kepada Daud dikenakan pakaian perang raja Saul, tapi tidak cocok baginya. Berat pakaian perang raja Saul mengekang kelenturan gerakan Daud (38-39). Bagi Daud, pengalaman berkelahinya adalah melawan binatang buas dalam bentuk petarungan bebas (34-36). Kebebasan bergerak itu juga yang diinginkan Daud untuk melawan manusia buas dari Filistin. Tantangan bertarung face to face, satu lawan satu, merupakan satu keuntungan bagi Daud. Tampaknya, bilamana senjata ali-alinya berada dikerumunan massa tidak akan berguna. Di hadapan raja Saul, Daud mengemukakan kebebasan berpikir dan bependapat: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya (39). Dalam keadaan darurat, Saul mengijinkan Daud bebas dengan caranya sendiri, agar rakyat Israel terlepas dari masalah besar.

Kebebasan dan mengeluarkan pendapat bila dikekang akan  menghambat kreatifitas. Pada zaman Soeharta banyak pihak merasa terbelenggu kreatifitasnya. Memasuki masa reformasi justeru banyak pihak menyayangkan reformasi yang kebablasan. Intinya adalah boleh bebas tapi jangan kelewat batas. Gunakan kebebasan sebagai strategi membela rakyat dan bangsa. Kebebasan berpikir untuk mengembangkan kreatifitas dan produktifitas bagi kemajuan bangsa.

Bagi Daud, membela kepentingan rayat segera dimulai.

II.  Keahlian menggunakan alat perang (40)
40 Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.

Keahlian menggunakan alat perang bagi seorang petarung mutlak dibutuhkan. Kemahiran Goliat menggunakan alat perang tidak diragukan lagi. Prestasi besarnya menciutkan nyali bangsa Israel. Bagi Goliat, kemenangan melawan seorang kecil seperti Daud bukan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Senjata Daud bukan peralatan perang lazimnya. Daud tidak lebih seperti seorang tukang gebuk anjing dengan sebatang tongkat dan ali-alinya. Tidak ada apa-apanya! Goliat meremehkan si kecil bernyali besar.

Tahun 2012, Pemilihan Gubernur DKI tahap II bagaikan Goliat vs Daud. Yang satu didukung partai raksasa, dan satu pihak lain cuma si kecil bernyali besar.

Psikologi Goliat itu cenderung juga menjangkiti pemimpin rohani senior, suka meremehkan sang junior. Bertindak semau gue dan sok kuasa. Barang siapa yang mengkritik dan tidak setuju dengan kebijakannya akan dianggap sebagai musuhnya. Ciri-ciri seorang pemimpin yang menganggap partnernya sebagai seorang musuh adalah: (1) Apabila ada masalah intern tidak ada kemauan mengclearkan problemnya, malah mendiamkan si pengkritik supaya tidak nyaman dengan sikapnya dengan harapan mawas diri untuk undur diri dari kelompoknya; (2) Tidak pernah merasa berbuat kesalahan, dan apabila melakukan kesalahan enggan meminta maaf; (3) Mengangkat dirinya sebagai pemegang kekuasaan tunggal dan merasa organisasi yang dipimpinnya adalah milik kepunyaannya sendiri. Jika seorang pemimpin jemaat, pemimpin yayasan dan organisasi apapun namanya, bahkan pemimpin politik didapati punya ciri-ciri demikian, maka dia adalah seorang penderita kejiwaan.

Kepada seorang pemimpin, Tuhan memberikan kepada tiap-tiap orang karunianya yang khas. Jika karunia anda seorang pengajar jangan memaksakan diri menjadi pemimpin jemaat. Gunakan keahlian anda sebagai guru dan dosen mengajar. Jika karunia penginjil jadilah penjala jiwa. Jika talenta anda seorang politikus jadilah seorang penyuara kebenaran. Dengan demikian, karunia dan talenta atau keahlian anda berguna sesuai dengan fungsinya.

Kelalaian seorang pembesar suka meremehkan si kecil bernyali besar. Keberanian seseorang mengkritisi kepemimpinannya sering disalah artikan sebagai niat menjatuhkan kewibawaanya.

Daud memilih senjata sesuai keahliannya, ali-ali.

III. Menjaga jarak pertempuran (41)
40 Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu. 41 Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya.

Strategi Daud selanjutnya adalah menjaga jarak. Bagi Daud, pertempuran jarak dekat tidak akan menguntungkan baginya. Senjatanya tidak mendukung itu. Daud bukan pendekar Sholin yang bisa mengerahkan tenaga dalamnya mengubah seutas tali menjadi sekeras besi. Daud adalah seorang pengumban. Keahliannya melontarkan peluru ali-ali harus mempertimbangkan faktor ketepatan jarak lontar.  Dalam pertarungan jarak rapat senjata ali-ali tidak berguna. Mereka saling mendekat, namun Daud tetap menjaga jarak yang cukup untuk suatu pertempuran sesuai kegunaan senjatanya.

Kita perlu menjaga jarak pergaulan dengan orang-orang fasik. Jangan sampai kita yang terbawa arus pergaulan dan dibinasakan oleh kelicikan mereka. Senjata mereka adalah tipu muslihat untuk melawan kebenaran. Politikus di negeri ini sudah banyak mewarnai perselingkuhan partai politik melawan hati nurani rakyat. Anggota partai terpilih diharapkan membela kepentingan wong cilik justeru jatuh ke dalam skandal mega korupsi gila-gilaan. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik (1Kor 15:33).

Daud menjaga jarak agar pelurunya melesat tepat mengenai sasaran.

IV. Menunggu waktu yang tepat (48-49)
48 Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud, maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang Filistin itu.49  lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.

Waktu adalah faktor penting bagi Daud menentukan kapan ia boleh bertindak. Kesempatan yang tiba di antara waktu belum tentu datang untuk kedua kalinya. Waktu yang tepat adalah saat yang tepat untuk bertindak. Daud menunggu moment itu, dan inilah saatnya ia bergerak memanfaatkan kesempatan itu. Lewat sedikit waktu saja, maka gagallah usahanya. Bagi Daud waktu tidak boleh disia-siakan. Ia harus bergerak cepat agar tidak terdapat ruang rapat antara Daud dengan Goliat. Bagi seorang prajurit pelaksana menyelasaikan suatu pekerjaan ditentukan berapa banyak waktu yang dibutuhkan. Dalam satu operasi militer faktor waktu menentukan kesuksesan sebuah misi.

Kita semua hidup berpacu dengan waktu. Menyia-nyiakan waktu yang memberi kesempatan kita berkarya adalah satu tindakan bodoh. Melewatkan waktu menanam akan menuai kenihilan! Perang sesungguhnya adalah perang melawan ketidak adilan. Perang sejatinyanya adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 14 tahun sudah reformasi di negeri ini, akankah para pemimpin negeri ini membuang waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan kepadanya untuk sebuah karya kemanusiaan?

Segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkotbah 3:11). Akan terasa indah meski memerlukan waktu 100 tahun untuk membangun kembali negeri nan permai ini asal disertai dengan kejujuran dan keadilan. Jujur dan adil adalah dasar dari segala kebenaran.

Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan (50).

Daud menggengam kesempatan emas di antara waktu yang terus berjalan.

Ke -4 faktor penting inilah yang dimanfaatkan oleh Daud berperang melawan ketidak adilan. Walau masalah yang dihadapinya adalah seorang besar dan punya pengaruh militer yang luar biasa, namun demi membela kebenaran bangsanya ia dipaksa mengeluarkan seluruh kebaraniannya. Dan TUHAN Yang Mahaesa menyertai orang yang takut akan Dia. Demikianlah Daud berikhtiar: “dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami" (47).

Demikianlah sebuah bangsa, membutuhkan seorang pemimpin bernyali besar mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Biar kecil orangnya yang penting bernyali besar.


Selamat hari Minggu, selamat berbakti kepada TUHAN
Berkat TUHAN atas umat-Nya

Sumber: https://www.facebook.com/editnote.php?draft&note_id=457954834224939&id=100000303535693
 


Tidak ada komentar: