Yesus Bukan Manusia Biasa
Nats : Markus 2:1-12
Renungan : Kim Hong Nathan
1
Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke
Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2 Maka datanglah
orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka
pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 3 ada
orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh
empat orang. 4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena
orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah
terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 5
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu:
"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" 6 Tetapi di situ ada juga duduk
beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 7 "Mengapa orang
ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah sendiri?" 8 Tetapi Yesus segera mengetahui
dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada
mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 9 Manakah lebih
mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau
mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 10 Tetapi supaya
kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
— berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu — : 11 "Kepadamu Kukatakan,
bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" 12 Dan
orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar
di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu
memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Perkataan,
pengetahuan dan perbuatan seseorang membentuk jati dirinya “Siapakah
dia?” Siapakah anda, akan sangat dipengaruhi dari ucapan, pengetahuan
dan karya anda. Integritas Orang-orang Besar dan Berpengaruh Sepanjang
Masa dinilai oleh ketiga unsur penting ini, yaitu perkataan, intelek dan
karyanya. Namun demikian, mereka mengaku hanya adalah manusia biasa
saja. Mereka menjadi besar karena ada kemauan belajar, pantang menyerah
dan berusaha mencapai sukses.
Sebuah buku berjudul "100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah”,
oleh pengarangnya, Michael H. Hart, yang disusun pada tahun 1978,
menempatkan Yesus Kristus pada posisi peringkat ke -3 dari daftar para
tokoh yang telah berjasa mengubah dunia. Buku tersebut disusun oleh
seorang Kristen, dan oleh penulisnya, Nabi Muhammad menaiki tangga
teratas.
Tetapi, apakah yang dikatakan Alkitab tentang
Yesus Kristus? Alkitab adalah sebuah buku yang berpusatkan kepada
pribadi Yesus Kristus sebagai tokoh utamanya. Sebagai perbandingan dari
pandangan pengarang 100 Tokoh Berpengaruh di Dunia, kita akan memeriksa
bukti-bukti catatan Injil Markus 2:1-12 yang mengungkapkan Yesus Kristus
bukan manusia biasa.
I. Pernyataan-Nya yang tidak biasa (ayat 5)
Kepada
orang lumpuh itu Yesus berkata: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”
(ayat 5). Tidak seorangpun yang tahu dosa apa yang sudah dilakukan oleh
orang yang tergeletak di atas tilam. Atas solidaritas teman-temannya ia
dipertemukan dengan seorang yang sedang menjadi pusat perhatian karena
pengaruhnya telah mencengangkan semua kalangan.
Hanya
orang tersakiti yang berhak mengampuni seterunya. Dan orang yang
kepadanya berdosa memohon maaf dan pengampunan. Kemungkinannya, orang
lumpuh itu sudah sadar akan dosa masa lalunya yang menyebabkan kondisi
kakinya dalam keadaan lumpuh total. Pada waktu yang tepat itulah Yesus
menjawab penyelasan dirinya, bahkan sebelum orang lumpuh itu mengucapkan
satu kata pun, Yesus mendahuluinya. Ketika Yesus berucap, “Hai anak-Ku,
dosamu sudah diampuni”, maka pernyataan yang keluar dari mulut-Nya
bukan perkataan biasa-biasa saja. Kalimat itu mengandung makna yang luar
biasa, sehingga oleh pendengarnya, khususnya kepekaan telinga para ahli
Taurat mampu menangkap pesan di luar kewajaran tersebut. Apabila anda
mencuri uang saya atau kerbau saya lalu datang menghiba kepada saya
memohon maaf atas kesalahanmu, maka saya berhak untuk memberi maaf atau
kau harus meringkuk ke dalam penjara. Kasus antara si lumpuh dan Yesus
menjadi unik, karena sebelumnya, tidak pernah ada pertikaian dimana
orang lumpuh itu melakukan sesuatu yang menjadikannya ia berdosa kepada
Yesus. Fakta tersebut mengundang reaksi beberapa ahli Taurat yang duduk
di situ, dan mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata
begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain
dari pada Allah sendiri?"
Yup, hanya Allah yang berhak
mengampuni dosa dimana orang itu berdosa kepada Allah. Ahlu Taurat
sebagai wali Allah dalam agama Yahudi tahu betul batas perkataan kata
“pengampunan” bagi orang berdosa. Sebagai contoh, pelayanan Yohanes
pembaptis memberi gambaran batasan yang dimaksud: "Bertobatlah dan
berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu"
(Mrk 1:4). Di sungai Yordan, setiap hari, alim ulama Yahudi maklum
mendengar ucapan Yohanes Pembaptis “…..dan Allah akan mengampuni
dosamu". Mengapa? Karena Yohanes mengatas namakan nama Allah. Contoh
berikut menunjukan seorang Paulus hanya sebagai perantara Allah saja:
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih
mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef 4:32). Paulus mengutip dalam nama Allah bagi pengampunan dosa.
Bagaimana
dengan Yesus? Kepada orang lumpuh itu Yesus berkata: “Hai anak-Ku,
dosamu sudah diampuni,” dianggap kelewatan oleh ahli Taurat, diluar
kepatutan seorang perantara yang hanya seorang manusia biasa saja.
Ucapan Yesus di luar kebiasaan para Nabi dan Rasul, pernyataan-Nya
berasal dari diri-Nya sendiri. Pengertian ini terungkap dari ketidak
setujuan di dalam pikiran pejabat Sinagoge, “Siapa yang dapat mengampuni
dosa selain dari pada Allah sendiri?"
Kalimat
pengampunan Yesus, oleh petinggi Agama Yahudi, dinyatakan sebagai
pernyataan di luar kewajaran, bukan ucapkan manusia biasa. Disini tampak
terdapat kontradiksi: “Manusia biasa berkata-kata layaknya Allah.”
Sebaliknya, hak Allah mengampuni diucapkan oleh manusia biasa. Bagaimana
mengatasi masalah ahli Taurat ini? Agar tidak terjadi pertentangan,
pandangan selaras Kitab Suci adalah memandang Yesus adalah 100% manusia
yang memiliki hak 100% berkata-kata layaknya Allah. Jadi, Ia bukan
manusia biasa, Ia manusia Allah.
Dari kata pengampunan-Nya yang Ilahi kita tahu Yesus bukan manusia biasa.
II. Pengetahuan-Nya yang tidak biasa (ayat 8)
Tetapi
Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian,
lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam
hatimu?” (ayat 8).
Di atas kita temukan
bukti kemanusiaan Yesus di luar manusia pada umumnya. Dari pernyataan
pengampunan-Nya lahirlah konflik batin para rohaniawan Yahudi. Pada ayat
8 kita mendapatkan bukti ke 2 bahwa pengetahuan Yesus tidak biasa.
Pengetahuan-Nya di luar kewajaran. Hal yang lumrah adalah kita akan
respon setelah mendengar kalimat dari mulut seseorang tentang sesuatu
pokok pikiran. Satu-satunya yang berhak mengampuni dosa adalah hak
istemewa Allah sendiri. Allah punya hak otoritas mengampuni dosa
manusia, bukan ahli Taurat, bukan Nabi, dan bukan pula Rasul. Pikiran
batin mereka itu menyimpulkan bahwa “Yesus menyatakan Keilahian kemanusiaan-Nya”, dan pendapat yang tidak salah itu diketahui
oleh sang Pengampun dosa. Semua orang dapat menerima Yesus sebagai
Nabi, Orang Suci, Guru moral yang baik, atau apapun tentang diri-Nya,
tetapi tidak semua orang bisa menerima-Nya sebagai Allah. Yesus tidak
menyalahkan pendapat “Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah sendiri?" Teguran Yesus terhadap ahli Taurat bersifat kritik atas
ketidak percayaan kesaksian hati dan pikiran mereka yang mengatakan
Yesus adalah Allah, bahkan oleh mereka, Yesus dikategorikan menghujat
Allah. Dalam hal inilah Yesus menegur, "Mengapa kamu berpikir begitu
dalam hatimu?”
Kemampuan Yesus membaca isi hati manusia
membuktikan Ia bukan tokoh dunia pada umumnya. Semua pengetahuan 99
tokoh berpengaruh lainnya dibentuk berdasarkan penglihatan dan
pendengaran mereka dan atas nasehat para pengikutnya yang setia. Manusia
biasa mustahil bisa tahu isi batin orang lain. Pengetahuan Yesus
menembus sekat-sekat rahasia segala sesuatu yang ada pada hati manusia.
Yesus berkata: “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari
perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan
barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang
diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (Luk 6:45). Nah, ketika
seseorang sedang memuncak emosinya, lalu mengeluarkan perkataan berbagai
binatang, seperti binatang babi, anjing, ataupun kutu bangsat, pada
saat kita tahu isi hatinya. Mulut adalah hati pintu hati.
Di
sini kita melihat dengan jelas, pengetahuan Yesus membaca pikiran orang
punya kualitas tersendiri. Terkadang kita juga coba-coba membuka
pikiran orang, namun sering gagal menebak jalan pikiran orang lain.
Perkataan dan hikmat Yesus di dalam seluruh Kitab Injil memperlihatkan Ia bukan seorang manusia biasa.
Di lain waktu orang banyak pempertanyakan: "Dari mana diperoleh-Nya
hikmat itu…?” (Mat 13:54). Pilihan ada di tangan anda, menganggap-Nya
tidak lebih dari manusia biasa, maka renungkanlah perkataan Yesus:
"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?”
Pengetahuan-Nya membuka segala rahasia hati membuktikan luar biasanya Manusia Yesus.
III. Karya-Nya yang tidak biasa (ayat 9)
Manakah
lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni,
atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?” (ayat 9).
Pandangan
masyarakat zaman itu, ah, sekarangpun masih, mengaitkan sakit penyakit
dengan dosa. Pada satu peristiwa, ketika Yesus mau menyembuhkan seorang
buta sejak lahir, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah
yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia
dilahirkan buta?” (Yoh 9:2). Mari kita simak jawaban Yesus: "Bukan dia
dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah
harus dinyatakan di dalam dia” (Yoh 9:3). Jawaban Yesus mematahkan
pendapat bahwa semua sakit penyakit berasal dari dosa atau setan. Tidak
semua penyakit disebabkan dosa pasien. Tergantung kasusnya, dan kita
harus cermat dan berhikmat agar jangan tergesa-gesa menghakimi orang
yang sedang ditimpa kemalangan adalah orang berdosa. Pasalnya, banyak
hamba Tuhan tidak mau peduli faktor lain selain dosa dan setan-setan
sebagai dalang penyakit.
Siapapun anda, anda bebas
mengaku sebagai apa dan siapa. Tetapi, tidak semua orang akan percaya
pada klaim anda. Mereka perlu bukti berdasarkan sebuah pengakuan. Bukti
mengalahkan pengakuan. Ayolah, anda perlu bukti, dan orang Yahudi mau
tahu bukti apa yang meyakinkan bahwa dosa orang lumpuh itu sudah
diampuni. Kita semua menuntut bukti.
Seorang ahli
pengasah batu perhiasan harus dapat membuktikan dirinya terampil
membentuk berbagai motif perhiasan. Anda mengaku seorang arsitek maka
anda harus bisa menghasilkan sebuah desain bangunan berasitektur indah.
Apabila profesi anda tukang jual obat mujarab sudah seharusnya anda
pandai berpromosi walaupun tidak selalu benar klaim tersebut.
Jika
Yesus benar adalah manusia Allah, dan adalah Allah, pernyataan tersirat
saja tidak cukup. Harus ada yang real yang bisa mematahkan semua
sangkaan Yesus menghujat Allah. Ya, keajaiban dan mujizat adalah sebuah
alat pembuktian nyata! Manakah lebih mudah, mengatakan, “Aku adalah
Allah”, atau “Melakukan sebuah mujizat”? Saya setuju, melakukan jauh
lebih sulit daripada pengakuan! Jangan mudah percaya pada pengakuan
guru-guru palsu tetapi lihatlah perbuatannya. Pohon yang baik
menghasilkan buah yang baik (Mat 7:17).
Menjawab
tuntutan ini, Yesus mengajukan pilihan yang tidak biasa, “Manakah lebih
mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau
mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?” Dengan suara
bulat mereka meminta, “yang terakhir”. Pembuktian berlangsung waktu itu
juga, segera Yesus berkata: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah
tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Tidak pakai lama, seketika itu
juga, orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi
ke luar di hadapan orang-orang itu.”
Pilihan yang paling sukar
sudah tuntaskan oleh Yesus. Ia menjawab keinginan semua orang agar
terjadi keajaiban, khususnya pasien dan kawan-kawannya, mendapati fakta
yang meyakinkan bahwa Yesus bukan sekedar Nabi biasa. Ia adalah Nabi dan
Nabi Ilahi. Yesus adalah Allah dibalut daging.
Perkataan-Nya
yang penuh kuasa membuahkan Karya Besar. Kesembuhan Ilahi menjawab
semua keraguan sebagian orang, sehingga mereka semua takjub lalu
memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Dengan demikian, karya-Nya melampaui kharisma guru-agama manapun.
Karya-Nya dipertanyakan, “Dari mana diperoleh-Nya kuasa untuk mengadakan
mujizat-mujizat itu?” (Mat 13:54).
Simak saja jawaban
ini, “Pohon yang baik menghasilkan buah yang baik.” Dari kuasa
Keilahian-Nya, Ia mengadakan mujizat dan keajaibanpun terjadi.
Perkataan-Nya
memberi inspirasi, Hikmat-Nya sebagai sumber kebenaran, dan karya-Nya
memberi hidup baru bagi jutaan manusia. Mereka diubahkan untuk mengubah
dunia menjadi lebih baik.
Yesus bukan manusia biasa,
tetapi Allah dalam rupa Manusia. Dialah Manusia Nomor 1 yang telah
mengubahkan kehidupan pribadi jutaan orang. Seorang Tokoh Yang Paling
Berpengaruh Sepanjang Zaman.
Selamat hari Minggu, selamat berbakti kepada Tuhan!
TYM
Sumber: https://www.facebook.com/notes/kimhong-nathan/yesus-bukan-manusia-biasa/450285961658493
Tidak ada komentar:
Posting Komentar